1 Ramadhan 1439. Ekspedisi Zaid spesial Ramadhan. Edisi Mbah Munif.

Ramadhan adalah festival pengetahuan bagi kaum santri. Di bulan suci ini. kitab kitab agung warisan para ulama yang biasanya baru benar benar dikhatamkan dalam waktu yang cukup lama. Dikhatamkan secara kilat. Maka selayaknya sebuah festival jadwal pengajian full digelar disetiap waktu waktu sholat. Inilah episode indah kehidupan santri. Dibulan suci. Para santripun berkelana. berpindah dari satu pondok ke pondok lain. Mencecap manisnya ilmu atau Sekadar refreshing menikmati suasana baru pengajian sekaligus berburu berkah dari kiai kiai arif di pesantren lain.


20 tahun lamanya kutinggalkan dunia ini. Dan ramadhan kali ini. Kerinduan akan suasana itu betul betul membuncah.


Maka minggu minggu menjelang puasa. Aku pun mulai memeriksa jadwal dari tiap tiap pesantren disekitar kotaku.


Pilihan akhirnya aku jatuhkan untuk ngangsu ilmu pada kiai haris dipesantren alitqon. Disetiap ashar guna menyimak pengajian alhikam. Dan malamnya selepas isya menikmati pesona sohih bukhori yg dibalah kiai kharismatik mbah munif giri kusuma.


Jam setengah sembilan. Tibalah aku di Pesantren Giri yg letaknya belasan kilo dari kediaman rumah. Tampak kusaksikan banyak orang orang tua yg memenuhi masjid didepan rumah dalem kasepuhan. Dengan mantap mendekap kitab aku sudah duduk bersila diemperan rumah. Setengah jam berlalu belum juga tampak pengajian akan dimulai. Sementara orang orang mulai membanjir memenuhi pelataran masjid.


Ada yg ganjil. Info yg saya terima bahwa mbah kyai munif akan membacakan kitab sohih bukhori. Namun kenapa tak kilihat ada santri yg menenteng kitab?


Mendekati jam sepuluh orang orang semakin padat. Lalu serombongan anak muda membawa rebana memasuki dalem kasepuhan. Mbah munif keluar kediaman. Lalu dimulailah bacaan burdah. Dan barjanji. Baru saya sadar bahwa ini malam jumat dimana mbah munif secara rutin melangsungkan acara pengajian jamuna (muji nabi)


Aku pun mulai larut dalam bacaan shalawat yg penuh cinta. Hatiku dibuat terseret pada kerinduan yg membuncah pada baginda Rasulullah.


Jam 12. Pembacaan shalawat berakhir dan mbah munif memulai petuah agungnya. Ada begitu banyak nasihat bijak yg terucap namun pikiranku yg tumpul hanya berhasil menangkap yg sedikit sesuatu yg begitu mengesankanku.


Kedudukan seseorang dimata Allah sangatlah bergantung kecintaannya kepada Rasulullah. Dan begitu pula ukuran keimanan seseorang. Rasulullah pernah mengatakan tidaklah beriman salah satu diantara kalian. Sehingga aku lebih dicintainya daripada kecintaannya pada orangtua. Anak. Juga pada semua manusia.


Sahabat abu bakar menduduki maqam yg tinggi. Karena kedekatannya dengan Rasulullah. Dialah yg diabadikan alquran sebagai seorang yg menyertai Rasulullah digua. Kecintaan abu bakar atas rasulullah jauh melebihi kecintaanya pada keluarganya. Maka ketika perintah hijrah. Begitu gembiranya abu bakar. Menyertai rasullah dibawanya hartanya untuk rasulullah melupakan anak anaknya.


Seseorang yg mencintai pasti akan sering menyebut orang yg dicintainya. Kecintaan kita pada Rasulullah pada hari ini bisa dilhat dari berapa banyak kita membaca shalawat.


Mbah munif dawuh. Sampean moco burdah. Dziba. Barjanji. Tapi gak ngerto artine. Ora usah khawatir ora ono faedahe. Koyok dene wong ngombe obat. Ora perlu kudu ngerti komposisi racikan obate asal kok ombe yo nyehatke.


Kata kata yg benar benar menghuncam kalbuku.


Jam satu malam pengajian baru benar benar usai. Dan hatiku seperti dibasuh oleh air cinta yg disuguhkan mbah munif.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamis, 29 Maret 2018. JAMUNA. MBAH MUNIF ZUHRI. Girikusumo. Mranggen. Demak.

KISAH NYATA: BANG TATTO. Dikisahkan oleh Mbah Munif Zuhri Girikusumo

Kamis. 1 Februari 2018. JAMUNA. Girikusumo. Mranggen. Demak. Mbah Munif Zuhri.