Sedikit catatan Ngaji Ihya. Bersama KH Ubadillah Shodaqoh dan KH Ulil Abshar Abdalla. Acara: KPDAR IHYA. Sabtu, 13 Januari 2018.

Sedikit catatan Ngaji Ihya'.
Bersama KH Ubadillah Shodaqoh dan KH Ulil Abshar Abdalla.
Acara: KPDAR IHYA'.
Sabtu, 13 Januari 2018.
Di kantor PWNU JATENG
_______________

Baru membaca beberapa kalimat di halaman 108 jus 3 kitab Ihya' Karya Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Gus Ulil Abshar Abdalla sudah menguraikannya dengan menarik.

Dalam Kopdar yg dilaksanakan di PWNU Jateng ini membahas penyakit hati yg bernama was-was. dalam artian  suatu kondisi dimana ada rasa kebingungan, ketidak tentraman, ketidak nyamanan , ketidak amanan di dalam hati.

Misal, ketika Anda memilih pasangan. Jika masih ada rasa was-was berarti Anda sedang diganggu yg namanya syaitan. uwuwuu

untuk terhindar dari hal itu sesungguhnya bukanlah suatu perkara yg mudah. Pasalnya, dalam diri setiap insan pasti ada syaitan yg mengganggu, memberi rasa was-was di dalam hati.

Bahkan, Rasulullah sendiri mengaku ada syaitan yg menongkronginya. Meski sudah barang tentu syaitan tersebut sudah takluk ditangannya.

Ya, Syaitan pasti akan selalu mengganggu manusia selama hayat masih dikandung badan. Jadi sudah selayaknya makhluk yg bernama manusia untuk tidak merasa aman dari godaan makhluk laknat ini.

Meski manusia itu sudah beribadah, memakainya pakian religi dan atribut religius  lainnya, ketika merasa suci dan aman dari godaan syaitan sesungguhnya orang tersebut adalah orang yg lalai.

Suatu ketika Imam Hasan Al Basri ditanyai oleh santrinya.

"Ya Abu Sa'id, apakah Syaitan bisa tidur?"

Imam Hasan Al Basri menjawab sambil merekahkan senyumnya.

"Andai Syaitan tidur, Kita bisa berleha-leha istirahat sejenak,"

Kisah ini menegasakan bahwa, Syaitan akan selalu mengintai seorang mukmin, menunggu hingga dalam kelalaian. Jika seorang mukmin dalam keadaan lalai,  ia akan mudah dimasuki bisikan-bisikan syaitan.

Ya, tentunya bisikan-bisikan syaitan tidak akan langsung menjurus mengajak kebatilan, namun dengan cara-cara yg halus seakan mengajak kepada kebaikan.

Lalu, Adakah caranya untuk mengalahkan syaitan?

Ada suatu hadis yg mengatakan, Sesungguhnya Orang-orang yg beriman itu 'menguruskan' Syaitan, sebagaimana seorang musyafir yg menguruskan onta di perjalanan.

Jadi, selama hati seorang mukmin terpijar nyala keimanan . maka selama itu pula Syaitan tidak akan mampu mengganggu. Namun, ketika sudah merasa aman dari syaitan karena sudah merasa iman dan ibadah-ibadah nya.  sesungguhnya orang tersebut sudah masuk kedalam lubang kenisataan.

Ditilik dari redaksi tersebut, kata yg diambil Rasulullah sangat menarik karena mengandung metafor. Pasalnya, dengan memberikan metafor orang yg diajak bicara akan menjadi lebih mudah dalam menangkap pesan.

Hal ini lah yg banyak ditiru oleh Imam Ghazali dalam menulis kita  Ihya'. Banyak sekali perumpamaan dan contoh-contoh sehingga kitab ini begitu mudah untuk dipahami. Tak ayal kitab ini masih tetap menjadi kitab yg populer dari dahulu hingga sekarang.

"Agar menjadi seorang penulis yg sukses, tirulah Imam Ghozali dalam menulis kitab. Buatlah tulisan anda dengan menggunakan bahasa  yg membangkitkan imajinasi pembaca" Urai Gus Ulil Abshar Abdalla.

Pembacaan kitab ihya sesungguhnya ada dua metode , membaca sebagaimana tradisional, dan  membacanya dengan menghubungkan pada realitas zaman now.

Kedua cara ini semua bagus, tetapi Gus Ulil lebih memilih cara yg kedua. Dan tidak dibaca semuanya. hanya mulai membaca dari jus 3 dan jus 4 Saja.

kitab Ihya sendiri merupakan bagian dari Ilmu tasawuf, dimana ilmu tasawuf jika diumpamakan itu hampir mirip dengan filsafat kritis.

Hanya saja, tasawuf dalam kitab ihya ini kritiknya ke diri sendiri (muhasabah). Sedangan filsafat kritis mengkritik keluar (kebijakan -kebijakan sosial).

Ulil mengaku, membaca kitab Ihya', itu semacam menikam diri sendiri dengan pisau-pisau yg tajam.

Ah cukup sampai di sini dulu. sudah terlampau panjang untuk ukuran  FB. Padahal sesungguhnya masih sangat panjang uraiannya.

Akhir kata, semoga pengajian Ihya' ulmuddin ini tetap Istiqamah sehingga mampu memberikan dampak manfaat yg lebih luas lagi. Amiin

والله اعلم بالصواب

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamis, 29 Maret 2018. JAMUNA. MBAH MUNIF ZUHRI. Girikusumo. Mranggen. Demak.

KISAH NYATA: BANG TATTO. Dikisahkan oleh Mbah Munif Zuhri Girikusumo

Kamis. 1 Februari 2018. JAMUNA. Girikusumo. Mranggen. Demak. Mbah Munif Zuhri.