RISMA JT DISCUSSION. RABU, 3 Januari 2017. Dengan Tema "Dawkah di era Milenial".

RISMA DISCUSSION
RABU, 3 Januari 2017.
Tema: Dakwah di era Millenial
Moderator: Adil Pambudi Arsha
__________________________

Pengantar:
Dakwah berasal dari kata, Da'a, Yad'u, Da'watan, yang berarti Menyeru, mengajak kepada kebaikan.
Dalam berdakwahpun kita juga butuh media dakwah yang sesuai dengan era zaman saat ini. Jika dulu zaman Walisongo dalam berdakwah menggunakan metode dakwah dengan pendekatan kultural, seperti penggabungan budaya yang sudah ada lalu di sisipi dengan ajaran-ajaran Islam agar bisa diterima oleh masyarakat pada zaman itu. Lalu sekarang apakah masih efektif cara yang digunakan oleh Walisongo tersebut digunakan oleh zaman sekarang, dimana zaman sekarang yaitu sudah zamannya era milenial.

Ali Imron (25). Berpendapat untuk dakwah saat ini yang sesuai dengan jamannya yaitu dengan memaksimalkan media-media sosial yang ada. Dimana saat ini hampir semua orang punya media sosial yang tidak hanya satu media sosial bahkan lebih dari tiga media sosial (ex: Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, dll).

Fachrizza (21).
Berpendapat media dakwah saat ini yang efektif yaitu dengan apa yang diminati oleh kawulo muda saat ini. contohnya seperti pelatihan desain grafis dimana pelatihan grafis saat ini sangat diminati oleh para pemuda.  Jadi dengan adanya pelatihan tersebut nanti bisa kita arahkan ke pembuatan desain grafis yang bergenren Islami (ex: Meme Islami, quote-quote dakwah, komik-komik dakwah,  dan lain sebagainya).

Dakwah seperti apa yang lebih kalian minati atau kalaian lebih tertarik??
Shufi (20). Berpendapat,  yaitu dakwah yang disisipi sisi-sisi komedi jadi lebih bisa mudah diterima dan lebih mengena. Tidak terkesan monoton.

Fatih (20).
Dakwah yang memaksimalkan media sosial seperti contoh saat ini yaitu, diadakannya setreeming dari tiap-tiap pengajian yang diselenggarakan (ex: Metode pengajian Habib Muhammad: Ashabul Yamin, dimana setiap pengajian habib Muhammad selalu disiarkan dalam streeming diakun-akun medsos sepeti live instagram, akun Youtube, dll).

Agus (24). Dakwah yang sesuai saat ini ya seperti kebanyakan yang diutarakan oleh teman-teman, yaitu lewat media sosial, karena dakwah dengan media sosial jangkauan dakwah kita bisa lebih luas diterima oleh khalayak umum. Karena bila di siarkan itu bisa di nikmati oleh orang-orang yang kebetulan tidak bisa hadir di majlis pengajian tersebut bisa ikut tetap menikmati kajian tersebut.

Kalau dakwah di media sosial lebih menarik konten yang bagaiamana? Berupa tulisan, gambar, komik, video, meme atau apa?
Sholikin (25).
Kalau saya lebih Bagus dalam bentuk video, karena kita bisa menikmati dan mudah dipahami karena kita tinggal mendengarkan tanpa perlu membacanya.
Dijaman saat ini, yang menurut saya selain dengan media sosial kita bisa menggunakan majlis sholawat yang bisa menyedot begitu banyak jama'ah (ex: Habib syekh: Syekhermania, Habib Bidin: Azzahir Mania, Almuqorrobin, Habib lutfi, dsb).
Intinya kita memfasilitasi apa yang diminati kebanyakan orang.

Itsna (20).
Berpendapat. Yaitu sesuai dengan apa yang ada di dalam Al-qur'an dalam Surat An-Nahl Ayat:125
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Vera (25).
Berpendapat.
Seiring dengan berkembangnya tekhnologii saat ini, metode dakwah yang kita gunakan pun juga harus semakin inovatif. Jika dulu jaman walisongo menggunakan metode dakwah dengan wayang, gamelan, dan sebagainya, maka saat ini pun kita juga harus berinovatif dengan minat kebanyakan orang saat ini agar dakwah yang kita dakwahkan pun juga bisa diminati dan diterima oleh mad'u tersebut.

Arsha (23) Moderator: Untuk diskusi malam ini mungkin bisa dijadikan oleh-oleh oleh lembaga Dakwah sebagai bahan pertimbangan agar lebih maksimal lagi dalam menyiarkan dakwah dilingkungan Risma jt sendiri maupun di lingkungan yang lebih luas lagi.

 UNSUR-UNSUR DAKWAH:
unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah).

1.      Da’i (pelaku dakwah)

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan yang baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga.

Kata da’i ini secara umum sering disebut dengan mubaligh (orang yang menyempurnakan ajaran islam) namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit karena masyarakat umum cenderung mengartikan sebagai orang yang menyampaikan ajaran islam melalui lisan seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya.

Da’i juga harus tahu apa yang disajikan dakwah tentang Allah, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan solusi, terhadap prablema yang dihadapi manusia, juga metode-metode yang dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan prilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng.

2.      Mad’u (penerima dakwah)

Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah QS. Saba’ 28:

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا كَآفَّةٗ لِّلنَّاسِ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗا وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ٢٨

Artinya: “Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada yang mengetahui”. (QS. Saba’: 28) 

3.      Maddah (materi dakwah)

Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah maddah atau materi dakwah. Ajaran islam yang dijadikan maddah dakwah itu pada garis besarnya dapat di kelompokkan sebagai berikut:

a.       Akidah, yang meliputi:
1)      Iman kepada Allah
2)      Iman kepada Malaikat-Nya
3)      Iman kepada kitab-kitab-Nya
4)      Iman kepada rasul-rasul-Nya
5)      Iman kepada hari akhir
6)      Iman kepada qadha-qadhar

b.      Syari’ah, meliputi :
1)        Ibadah (dalam arti khas)
2)        Muamallah

c.       Akhlaq, meliputi :
1)        Akhlaq terhadap khaliq
2)        Akhlaq terhadap makhluk

4.      Wasilah (media dakwah)

Unsur dakwah yang ke empat adalah wasilah (media dakwah), yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran islam) kepada mad’u.

Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah yang dapat merangsang indera-indera manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan efektif wasilah yang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.

Media (terutama media massa)  telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi dilakukan umat manusia begitu luas sebelum adanya media massa seperti pers, radio, televisi, internet dan sebagainya. Bahkan dapat dikatakan alat-alat tersebut telah melekat tak terpisahkan dengan kehidupan manusia di abad ini.

5.      Thariqah (metode)

Metode dakwah, adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah (Islam). Sebagaimana yang tertulis dalam al-Qur’an surat an-Nahl ayat 125:

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

a.        Bi al hikmah ( kebijaksanaan), yaitu cara-cara penyampaian pesan-pesan dakwah yang sesuai dengan keadaan penerima dakwah.36 Operasionalisasi metode dakwah bil hikmah dalam penyelenggaraan dakwah dapat berbentuk: ceramah-ceramah pengajian, pemberian santunan kepada anak yatim atau korban bencana alam, pemberian modal, pembangunan tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya.

b.      Mau’idzah hasanah, yaitu nasehat yang baik, berupa petunjuk ke arah kebaikan dengan bahasa yang baik yang dapat mengubah hati agar nasehat tersebut dapat diterima, berkenaan di hati, enak didengar, menyentuh perasaan, lurus dipikran, menghindari sikap kasar dan tidak boleh mencaci/ menyebut kesalahan audience sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek dakwah bukan propaganda yang memaksakan kehendak kepada orang lain.

c.       Mujadalah atau diskusi apabila dua metode di atas tidak mampu diterapkan, dikarenakan objek dakwah mempunyai tingkat kekritisan tinggi seperti seperti, ahli kitab, orientalis, filosof dan lain sebagainya. Sayyid Qutb menyatakan bahwa dalam menerapkan metode ini perlu diterapkan hak-hak sebagai berikut:
1)      Tidak merendahkan pihak lawan atau menjelek-jelekan, mencaci, karena tujuan diskusi untuk mencapai sebuah kebenaran.
2)      Tujuan diskusi semata-mata untuk mencapai kebenaran sesuai dengan ajaran Allah.
3)      Tetap menghormati pihak lawan sebab setiap jiwa manusia mempunyai harga diri.

_____________
Nantikan diskusi selanjutnya, setiap Rabu malam, (setelah Dzibaan), bertempat di Sekretariat Rismajt (Gedung perpustakaan lt.2).
Diskusi ini bersifat UMUM DAN GRATIS.

Baca tulisan lainnya di sini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamis, 29 Maret 2018. JAMUNA. MBAH MUNIF ZUHRI. Girikusumo. Mranggen. Demak.

KISAH NYATA: BANG TATTO. Dikisahkan oleh Mbah Munif Zuhri Girikusumo

Kamis. 1 Februari 2018. JAMUNA. Girikusumo. Mranggen. Demak. Mbah Munif Zuhri.